Ini, aku ingin sekedar sharing dan mungkin bolehlah dianggap sedikit berkeluh kesah.
Dari begitu banyak komunitas mahasiswa Dayak di pulau Jawa, khususnya di Semarang saya dan beberapa teman tidak bisa menikmati kebersamaan sebagai anak rantau. Saya berasal dari luar pulau Jawa (dari Kalimantan-Dayak).
Jujur saja saya rindu bagaimana nikmatnya berkumpul seperti teman-teman di jogja
misalnya mereka bisa bersenda gurau, bertemu, bertegur sapa, saling membantu. Mengapa keakraban itu terjadi disana dan belum terwujud di kota kami? Emang sih, Semarang rada panas. cieee.. Tapi kalo ngumpul bareng anak-anak satu nasib, pasti suasananya menjadi lebih dingin. ya gakkkk.
Muncul dari benakku rasa ingin menyatukan saudara-saudari yang lagi belajar dikota simpang lima ini untuk membentuk komunitas makan siang bareng. Aku sadar bahwa perekat
komunitas disemarang sama sekali belum ada. mengapa belum/tidak ada sekarang? Itu menjadi sebuah pertannyaannya yang sebaiknya akan-anak Semarang pikirkan. Nah sebaiknya langkahnya gimana, Piye? How, Kanih am? Cam mane?
Pertanyaan yang mudah "TAPI SULIT DIJAWAB" Aku ragu apakah keinginan itu bisa tercapai tanpa dukungan dari semua biak-biak kite disinek (Smg red).
Adakah saran ataupun masukan dari teman semua???
Mun ade dukung am kami/aku nih.
Giant bah.
Salam buat pengunjung blog ini.
(Musbandi, mahasiswa akper santa Elisabeth semarang)
e-mail: sabayan_tujoh@plasa.com
Dari begitu banyak komunitas mahasiswa Dayak di pulau Jawa, khususnya di Semarang saya dan beberapa teman tidak bisa menikmati kebersamaan sebagai anak rantau. Saya berasal dari luar pulau Jawa (dari Kalimantan-Dayak).
Jujur saja saya rindu bagaimana nikmatnya berkumpul seperti teman-teman di jogja
misalnya mereka bisa bersenda gurau, bertemu, bertegur sapa, saling membantu. Mengapa keakraban itu terjadi disana dan belum terwujud di kota kami? Emang sih, Semarang rada panas. cieee.. Tapi kalo ngumpul bareng anak-anak satu nasib, pasti suasananya menjadi lebih dingin. ya gakkkk.
Muncul dari benakku rasa ingin menyatukan saudara-saudari yang lagi belajar dikota simpang lima ini untuk membentuk komunitas makan siang bareng. Aku sadar bahwa perekat
komunitas disemarang sama sekali belum ada. mengapa belum/tidak ada sekarang? Itu menjadi sebuah pertannyaannya yang sebaiknya akan-anak Semarang pikirkan. Nah sebaiknya langkahnya gimana, Piye? How, Kanih am? Cam mane?
Pertanyaan yang mudah "TAPI SULIT DIJAWAB" Aku ragu apakah keinginan itu bisa tercapai tanpa dukungan dari semua biak-biak kite disinek (Smg red).
Adakah saran ataupun masukan dari teman semua???
Mun ade dukung am kami/aku nih.
Giant bah.
Salam buat pengunjung blog ini.
(Musbandi, mahasiswa akper santa Elisabeth semarang)
e-mail: sabayan_tujoh@plasa.com
No comments:
Post a Comment